Musisi Serta Tradisi Yang Terlupakan

Musisi Serta Tradisi Yang Terlupakan

Foto: Erison J. Kambari

Perubahan zaman memang kian terasa beberapa tahun kebelakangan ini. Tepatnya hampir memasuki 20 tahun terakhir. Namun, seiring berjalannya waktu, pelan tapi pasti tradisi yang menemani kita semasa itu sudah mulai terlupakan. Tidak hanya itu saja, musisi yang menaungi tradisi tersebut perlahan-lahan sudah mulai beralih profesi untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Parahnya lagi, karena tidak ada keahlian lain serta tetap ingin lestarikan budaya, mereka tetap memelihara tradisi tersebut dengan cara mengamen ditempat keramaian. Siapa yang salah?

Dalam pembahasan ini, saya tidak akan mempersalahkan siapapun. Namun sangat disayangkan pada generasi tahun 80-90-an, kenapa budaya kesenian Ranah Minang ini mereka anggap suatu yang kampungan serta tidak gaul, disaat rekan sejawatnya hobi atau menyukainya? sehingga untuk generasi selanjutnya, tidak ada lagi orang untuk meneruskan.

Saya sendiri terlahir dari sebuah keluarga yang memiliki pekerjaan seni khas Minangkabau ini. Pada tahun 90-an itu, Bapak saya (Alm) bertindak sebagai tukang "Saluang" dan kakak kedua saya bertindak sebagai gendang (hingga saat ini). Pada saat itu, setiap hari pasti ada panggilan ke luar daerah untuk menghibur, baik pernikahan maupun malam dana (malam pengalangan dana).

Tapi semenjak beranjaknya tahun 2000-an semuanya mulai berubah, orang tua sebagai penikmat utama makin lama makin berkurang menemui ajal mereka masing-masing (faktor umur). Panggilan makin lama makin berkurang, biasanya Rabab dan Saluang sekarang berganti dengan Orgen tunggal biar gaul dan anak muda sebagai penikmat utama. Mau tak mau, anak kecil yang seharusnya diperkenalkan dengan tradisi rabab dan saluang itu harus disuguhkan dengan goyang erotis sang biduan. Ironi memang! Bobroknya generasi zaman sekarang sudah tak terbendung.

Namun suatu hari, rasa kecewa saya seolah terobati meskipun sedikit. Kenapa tidak, saat memainkan media sosial, saya melihat aksi 2 orang bocah cilik memainkan alat musik Ranah Minang tersebut, yaitu Rabab.

Simak Videonya:

         

Bagaimana? Lucukan! Saya harap ini bukan hanya sekedar lucu-lucuan. Tapi "Penerus" ini memang perlu diapresiasi oleh masyarakat, pemerintah daerah, dan diberi wadah kepada mereka yang punya prestasi dalam mewarisi tradisi budaya Minangkabau. Karena kalau tidak dan diabaikan, Rabab dan Dendang akan hanya tinggal "Sejarah" oleh anak cucu kita nantinya. Apa perlu diklaim daerah atau negara lain dulu baru kita lestarikan?

#SaveMusisiDanTradisiMinang

0 Response to "Musisi Serta Tradisi Yang Terlupakan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel