ISLAM Itu Bukan ES CAMPUR

ISLAM Itu Bukan ES CAMPUR


Hari ini hati saya tergerak untuk membicarakan tentang Islam. Ya, kenapa tidak, Agama yang saya anut turun temurun dari nenek moyang saya akhir-akhir ini jadi "Bahan" oleh orang yang mengaku "Islam" tapi rela "menjual" Agama nya untuk kepentingan pribadi.

Tak dipungkiri, akhir-akhir ini Islam menjadi agama yang dipolitisasi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab demi ambisi mereka sendiri. Ambil contoh saja semenjak Pilpres 2014 dan Pilkada DKI Jakarta yang sempat heboh baru-baru ini yang makin bergejolak.

Terlepas adanya pro dan kontra tersebut, faktanya politisasi agama telah membuat sistem demokrasi dalam pemilihan pemimpin menjadi tidak sehat. Dalam pilkada Jakarta misalnya, tuduhan kafir, tuduhan syiah, bahkan tuduhan penista agama terhadap salah satu pasangan calon, menjadi pembahasan publik secara terbuka. Kondisi semakin runyam, ketika informasi yang disebarkan tersebut tidak diserta data dan fakta. Disisi lain, literasi media yang lemah dari masyarakat, membuat tidak sedikit masyarakat kita yang terprovokasi.

Asal anda tahu, Islam itu bukan "Es Campur" yang senaknya dicampur adukan dengan berbagai tradisi, politik dan ajaran sesuai selera anda yang telah menjerumus diluar syari'at yang telah ditentukan Allah Dan Nabi Muhammad S.A.W. Bakhan saat ini, banyak akun-akun media sosial yang atas namakan Islam tapi tutur kata yang tidak pantas, banyak yang atas namakan "pembela" agama yang tujuan utama mereka menyebarkan provokasi, dan ditambah lagi banyak ustadz-ustadz "politik" yang memberi dakwah menyimpang dari yang seharusnya.

Sebenarnya agama itu menjadi penuntun agar umatnya mendapatkan keberkahan Tuhan. Jika agama dijadikan ‘alat’ untuk mendapatkan kekuasaan dan Followers sebuah dengan mempengaruhi masyarakat seiman, tentu hal ini tidak bisa dibenarkan. Hal ini tidak jauh berbeda, ketika kelompok radikal dan teroris mereduksi agama untuk mendapatkan simpati dari publik. Mereka selalu memaknai serangan teror bom sebagai bagian dari jihad. Teroris yang meninggal dianggap mati syahid. Berbeda agama atau pandangan dianggap kafir. Label yang salah itu, terus bermunculan di dunia nyata ataupun dunia maya. Dampak dari semua itu adalah, ujaran kebencian, perkusi terus mewabah ke semua elemen masyarakat. Dari anak-anak, remaja, hingga kalangan dewasa.

Dan satu lagi, ada suatu yang jadi fenomena akhir-akhir ini, yaitu tentang ormas Islam. Banyak yang menganut prinsip kelompok ormas itu Islam, tidak boleh diganggu gugat, yang protes serta pemerintah yang bubarkan dan ada orang yang anti ormas tersebut mereka sebuat "Anti Islam" dan "Kafir". Padahal, Ormas itu bukan Islam dan Islam itu bukan juga ormas. Jadi mohon dicerna dengan bijak.

Pada catatan sebelumnya. saya pernah membahas tentang agama juga dengan judul Just Another Blunder Phobia Yang Menakutkan , disini saya juga membahas tentang media sosial yang selalu "jual" agama dengan embel-embel pembelaan yang sebenarnya "kotor".

Note: Jalani agama mu dikoridor yang telah ditentukan. Jangan anggap semua orang hina sedangkan kita "Najis Mughallazhah". Hormati agama orang lain jika agama kita ingin dihormati juga.

3 Responses to "ISLAM Itu Bukan ES CAMPUR"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel